Selasa, 12 Januari 2016

sastra kebijaksanaan (amsal)



IDENTIFIKASI ORANG BENAR DALAM KITAB AMSAL

1.      Inventarisasi Ayat yang Bersangkutan
2:20       Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar.
3:33       Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya.
4:18       Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.
9:9         berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.
10:3       TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya.
10:6       Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.
10:7       Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.
10:11     Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.
10:16     Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa.
10:20     Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.
10:21     Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi.
10:24     Apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan menimpa dia, tetapi keinginan orang benar akan diluluskan.
10:25     Bila taufan melanda, lenyaplah orang fasik, tetapi orang benar adalah alas yang abadi.
10:28     Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia.
10:30     Orang benar tidak terombang-ambing untuk selama-lamanya, tetapi orang fasik tidak akan mendiami negeri.
10:31     Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah bercabang akan dikerat.
10:32     Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan, tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat.
11:8       Orang benar diselamatkan dari kesukaran, lalu orang fasik menggantikannya.
11:9       Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia, tetapi orang benar diselamatkan oleh pengetahuan.
11:10     Bila orang benar mujur, beria-rialah kota, dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai.
11:21     Sungguh, orang jahat tidak akan luput dari hukuman, tetapi keturunan orang benar akan diselamatkan.
11:23     Keinginan orang benar mendatangkan bahagia semata-mata, harapan orang fasik mendatangkan murka.
11:28     Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.
11:30     Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak, mengambil hati orang.
11:31     Kalau orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang berdosa!
12:3       Orang tidak akan tetap tegak karena kefasikan, tetapi akar orang benar tidak akan goncang.
12:5       Rancangan orang benar adalah adil, tujuan orang fasik memperdaya.
12:7       Orang fasik dijatuhkan sehingga mereka tidak ada lagi, tetapi rumah orang benar berdiri tetap.
12:10     Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam.
12:12     Orang fasik mengingini jala orang jahat, tetapi akar orang benar mendatangkan hasil.
12:13     Orang jahat terjerat oleh pelanggaran bibirnya, tetapi orang benar dapat keluar dari kesukaran.
12:21     Orang benar tidak akan ditimpa oleh bencana apa pun, tetapi orang fasik akan senantiasa celaka.
12:26     Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.
13:5       Orang benar benci kepada dusta, tetapi orang fasik memalukan dan memburukkan diri.
13:9       Terang orang benar bercahaya gemilang, sedangkan pelita orang fasik padam.
13:21     Orang berdosa dikejar oleh malapetaka, tetapi Ia membalas orang benar dengan kebahagiaan.
13:22     Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.
13:25     Orang benar makan sekenyang-kenyangnya, tetapi perut orang fasik menderita kekurangan.
14:19     Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang benar.
14:32     Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan karena ketulusannya.
15:6       Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.
15:28     Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat.
15:29     TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.
17:15     Membenarkan orang fasik dan mempersalahkan orang benar, kedua-duanya adalah kekejian bagi TUHAN.
17:26     Mengenakan denda orang benar adalah salah, memukul orang mulia pun tidak patut.
18:5       Tidak baik berpihak kepada orang fasik dengan menolak orang benar dalam pengadilan.
18:10     Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.
20:7       Orang benar yang bersih kelakuannya -- berbahagialah keturunannya.
21:15     Melakukan keadilan adalah kesukaan bagi orang benar, tetapi menakutkan orang yang berbuat jahat.





2.      Gambaran Sintesis
2.1    Ciri-ciriOrang benar
Dalam Kitab Amsal, orang benar digambarkan sebagai orang yang jujur dan adil. Ia adalah orang yang diberkati karena jalan-jalannya benar. Kata-kata yang keluar dari mulutnya sungguh penuh hikmat. Atas paham tradisional (retribusi), orang benar termasuk sebagai orang pilihan Allah yang mendapat ganjaran atas perbuatan baik yang mereka lakukan. Orang benar jugalah yang memperoleh hikmat kebijaksanaan yang berasal dari Allah.

a.      Orang yang Diberkati
Orang benar adalah orang yang diberkati oleh Tuhan karena ketulusan dan kejujurannya(2:33, 10:6-7). Berkat itu terwujud dalam benda: seperti rumah atau tempat tinggal (2:20, 12:7, 15:6), bisa juga berupa makanan yang berlimpah (10:3, 13:25), selamat dari bahaya(10:25, 12:21), maupun keselamatan (18:10, 11:8-9, 14:32).

b.      Kata-katanya Penuh Hikmat
Apapun yang keluar dari mulut orang benar mendatangkan hikmat (10:31) dan kebaikan, baik itu untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Bibir, lidah, dan mulut orang benar menjadi sarana untuk mengeluarkan kata-kata kebenaran. Bahkan, kata-kata yang keluar dari mulut orang benar dapat menjadi sumber kehidupan (10:11,10:20). Kata-kata orang benar juga dapat menuntun orang lain pada suka cita (10:32) dan keselamatan (10:21). Ia juga bukan orang yang asal bicara. Apapun yang akan dikatakan telah dipertimbangkan terlebih dahulu (15:28).

c.       Orang yang Giat Bekerja
Orang benar adalah orang yang mau bekerja dan menyelesaikan pekerjaannya dengan hasil yang memuaskan. Karena itu, orang benar tidak mau disebut sebagai pemalas. Ia adalah orang yang rajin bekerja meski pada musim panas sekalipun (10:3), karena masa panen biasanya terjadi pada musim panas. Pada musim panas, cenderung banyak orang lebih suka bermalas-malas.Ketekunan bagi orang yang giat bekerja inilah yang diganjari Tuhan dengan hasil yang melimpah (10:16, 12:12), sehingga Tuhan tidak membiarkan orang benar kelaparan (12:11).

d.      Orang yang Peduli
Orang benar tidak memikirkan dirinya sendiri. Perbuatannya adalah wujud kepedulian bagi sesamanya (10:21). Berkat yang ia terima juga diwariskan bagi keturunannya (11:21, 13:22). Kepeduliannya ini membawa suka cita bagi orang lain, sehingga kemujuran dan suka cita yang diterima oleh orang benar juga menjadi suka cita banyak orang (11:10). Kepedulian itu juga ditunjukkannya dengan memperhatikan hewan peliharaannya (12:10).

e.       Orang yang Bijak dan Berhikmat
Orang benar identik dengan orang yang bijak dan berpengetahuan (9:9). Orang yang bijak dan berhikmat akan memahami dan mengenal Allah (9:10). Ia akan berjalan dalam terang dan tidak akan tersesat (4:18, 12:26, 13:9, 12:26). Oleh kebijaksanaan yang ia miliki, maka orang benar sangat terbuka dengan kritik. Dia cinta akan kebenaran dan keadilan. Orang bijak menerima kecaman, nasihat, dan pengajaran untuk membangun, sehingga semua itu sangatlah berfaedah untuknya.

f.       Memiliki Relasi yang Dalam dengan Allah
Hidup orang benar selalu tertuju pada Tuhan (18:10). Ia memiliki relasi yang kuat dengan Allah sehingga segala permohonannya didengar dan dikabulkan oleh-Nya (10:24, 15:29). Ia terbebas dari segala marabahaya dan bencana (10:25, 12:21). Hal yang disukai Allah pada diri orang benar ialah karna ia membenci perbuatan dosa (13:5).

2.2    Orang Benar sebagai Model Pilihan Allah[1]
Orang benar dapat dikatakan orang yang berkata-kata dan bertindak sesuai dengan kebenaran. Sebagaimana orang benar yang disejajarkan dengan orang adil (21:15) dan jujur, begitu juga kebenaran yang sering disejajarkan dengan keadilan dan kejujuran. Dalam Perjanjian Lama, ketiga kata ini dipergunakan bukan saja dalam konteks kehidupan pribadi atau penyembahan Tuhan, tetapi juga dalam konteks kehidupan bermasyarakat.
Kebenaran menjadi norma dalam pendidikan, karena berdasarkan undang-undang agama atau moral tentang hubungan dengan sesama manusia atau Allah. Selain bersifat tegas dan keras, undang-undang ini mengandung kasih. Norma lain adalah “keadilan” dan “kejujuran”, keduanya adalah aplikasi dari “kebenaran”. Keadilan merupakan kebenaran etis berbentuk keadilan di dalam keputusan-keputusan resmi, sedangkan kejujuran adalah kebenaran etis berbentuk kejujuran dalam tingkah laku.
Dalam Kitab Amsal, orang benar adalah orang yang memperoleh (menerima, mengetahui, memiliki, dan menerapkan) kebijakan tentang kebenaran, keadilan dan kejujuran. Dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama, mereka bukan saja memahami, melainkan melakukan kebenaran, keadilan, dan kejujuran.  Dalam mengambil keputusan-keputusan resmi, mereka akan mempertahankan keadilan. Dalam kata-kata dan perbuatannya, mereka adalah orang jujur, yang sangat berbeda dengan orang fasik yang suka menipu. Atas segala kata-kata dan perbuatan baik mereka inilah, Tuhan mengganjari mereka dengan segala berkat yang ada (tempat tinggal, harta kekayaan, makanan yang melimpah, keturunan, dan diberkati Tuhan dalam segala kehidupannya). Para guru kebijaksanaan menilai bahwa orang benar menjadi model sebagai orang yang dipilih dan dicintai oleh Allah. Karena itu, Kitab Amsal ini mau mengajarkan kepada pembaca untuk senantiasa menjadi orang yang berbuat kebenaran.


[1]Penjelasan pada poin ini disarikan dari Risnawaty Sinulingga, Kitab Amsal 1-9 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007),hlm. 78-79.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar