Selasa, 12 Januari 2016

Misteri Sakramen



1.    Pengertian Misteri
Secara filosofis misteri menunjukkan kebenaran yang tak terselami dan tak termasuki. Kata ini digunakan untuk melukiskan pengetahuan tentang “ada” yang tidak digerakkan, penggerak yang tidak digerakkan. Sementara dalam Kitab Suci, misteri dipahami sebagai sebuah pewahyuan tersembunyi tetapi terbuka kepada semua dan hal tersembunyi ini diyakini sebagai pemberian dari Allah kepada manusia sebagai jawaban atas panggilan.
Ada tiga elemen penting berkaitan dengan kata “misteri” dalam Dan. 2:14-49, yakni: Allah sebagai pemilik misteri yang diwahyukan, wahyu dari misteri mengimplikasikaan sebuah bahasa simbol di mana intelligensi bisa datang dari atas, dan pengenalan maksud misteri mengandaikan manusia sebagai mediasi. Dari beberapa pemahaman tentang misteri di atas, dapat disimpulkan bahwa misteri selalu dimaksudkan sebagai sebuah rahasia yang diperuntukkan, diekspresikan dalam bahasa simbol, dan hanya Allah yang sanggup menyingkapnya melalui penghadiran-Nya.

2.    Aspek Misteri dalam Sakramen
2.1     Liturgi: Gereja Merayakan Misteri Karya Penebusan
Setiap perayaan liturgi merupakan karya Kristus selaku kepala dan karya Gereja sebagai tubuh-Nya. Perayaan liturgi ini merupakan tindakan Kristus dan Gereja yang paling utama dan kudus. Kegiatan liturgi Gereja menjadi begitu penting karena merupakan pelaksanaan misteri karya penebusan manusia, yang bukan saja di masa lalu, tetapi juga untuk sekarang dan yang akan datang. Selain dari itu, di dalam dan melalui kegitan liturgi, manusia dikuduskan dan Allah dipuji, sebab liturgi itu merupakan ungkapan iman dalam bentuk perayaan.
Gereja juga merayakan misteri penebusan Kristus melalui liturgi, khususnya dalam perayaan liturgi Ekaristi. Melalui liturgi ini seluruh umat beriman mengungkapkan misteri penyelamatan Kristus dan merupakan hakikat Gereja, yang bersifat manusiawi dan Ilahi, kelihatan namun penuh kenyataan yang tak kelihatan. Melalui perpaduan ini, Gereja (umat Allah) diarahkan dan diabdikan kepada yang ilahi. Dengan demikian melalui perayaan liturgi setiap hari, umat Allah dalam Gereja menjadi Kenisah Suci, kediaman Allah dalam roh (Ef. 2:21-22) dan mencapai kepenuhan dalam Kristus (Ef. 4:13).

2.2     Liturgi: Aneka Macam Kehadiran Misteri Kristus
Seluruh misteri kehidupan dan keselamatan Yesus Kristus dirayakan Gereja dalam liturgi, seperti dalam liturgi sabda, Ekaristi dansakramen-sakramen lainnya.
a.    Liturgi Sabda
Dalam perayaan liturgi sabda, Kristus hadir di tengah umat lewat sabda Kitab Suci, yang adalah Sabda Tuhan sendiri. Sabda itu hadir secara nyata untuk keselamatan umat beriman. Melalui sabda, misteri Allah dinyatakan dan menyatakan diri kepada umat Allah. Sabda Allah yang diwartakan dalam perkumpulan umat adalah tanda kehadiran Allah di tengah-tengah mereka, dan merupakan suatu cara kehadiran Allah yang misteri itu (bdk. Kel. 19:24).
Liturgi sabda merupakan bagian pertama dari perayaan Ekaristi setelah ritus pembuka. Dengan demikian, ada suatu kecenderungan untuk memisahkan liturgi sabda dari liturgi Ekaristi, sehingga kurang tampak hubungan yang antara keduanya. Konsili Vatikan II memandang bahwa sebenarnya seluruh perayaan Ekaristi adalah perayaan Sabda Allah yang memiliki daya kekuatan untuk mengajar, mencipta, mewujudkan Diri dan menjelama di antara kita selama perayaan berlangsung.

b.    Liturgi Ekaristi
Ekaristi sebagai perayaan pertama-tama adalah perayaan seluruh Tubuh Mistik Kristus, yakni kepala dan para anggota-Nya (bdk. SC 7). Dengan kata lain, subyek perayaan Ekaristi adalah Yesus sendiri dan Gereja-Nya. Subyek menunjuk siapa yang merayakan Ekaristi. Yang merayakan adalah Kristus (dalam diri imam) dan bersama seluruh Gereja.
Ekaristi sebagai tindakan kehadiran Kristus, dirayakan bersama seluruh Gereja. Itu berarti seluruh Gereja juga menjadi subyek atau pelaku perayaan Ekaristi yang sungguh-sungguh, tetapi selalu karena Kristus, di dalam Kristus dan bersama Kristus.

c.    Sakramen-sakramen Lainnya
Sakramen-sakramen (Baptis, Ekaristi, Krisma, Tobat, Pengurapan orang sakit, Imamat dan perkawinan) merupakan misteri Tuhan yang menyelamatkan. Sakramen-sakramen ini adalah perbuatan penyelamatan Kristus yang diberikan kepada manusia dan dunia. Dalam ketujuh sakramen itu, misteri Kristus sebagai penyelamat hadir dan nyata dalam diri pelayan (bdk. SC 2,6,7,45).
Ketujuh sakramen yang dirayakan Gereja dalam liturgi ini bermuara, mengarah, dan berpusat pada sakramen Ekaristi. Forma dan materia dalam setiap sakramen merupakan tanda penghadiran Kristus sendiri.


2.3     Liturgi Ekaristi sebagai Sumber, Pusat, dan Puncak Misteri Kehadiran Kristus
Diskusi mengenai kehadiran Kristus dalam Gereja berkembang amat lambat dan lama. Gereja perdana dengan sangat jelas dan sadar meyakini bahwa Tuhan Yesus Kristus tetap hadir dan menyetai Gereja-Nya. Ia hadir di tengah jemaat-Nya, sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul atas nama-Nya, di situ Yesus ada ditengah-tengah mereka (Mat. 28:20). Namun, Gereja perdana sejak awal sudah menyadari kehadiran Kristus secara khusus dan istimewa dalam Ekaristi. Sewaktu Yesus duduk makan dengan para murid, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikan kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal dia ... (Luk. 24:30-31).
Sesudah abad pertengahan sampai awal abad ini (Abad 20) terjadi penyempitan refleksi misteri kehadiran Kristus yang hanya difokuskan pada kehadiran-Nya dalam rupa roti dan anggur yang dikonsakrir menjadi tubuh dan darah-Nya. Oleh sebab itu, teologi abad XX dalam Konsili Vatikan II kembali menegaskan aneka ragam cara kehadiran misteri Kristus.
Dalam SC 7 dikatakan, “Untuk melaksanakan karya sebesar itu, Kristus selalu mendampingi Gereja-Nya, terutama dalam kegiatan-kegiatan liturgis. ... disitulah Aku berada di anatara mereka (Mat18:20). Dari kutipan ini, dikatakan bahwa Yesus Kristus sendiri hadir dalam perayaan liturgi dan secara istimewa dalam perayaan Ekaristi. Di situ, Yesus hadir dalam diri pelayan lirturgi (imam) dan terlebih hadir dalam korban Ekaristi sendiri yang terwujud dalam rupa roti dan anggur.
Konsili Vatikan II memandang Misteri Ekaristi  sebagai pusat seluruh liturgi (bdk. SC 6). Sebab melalui liturgi, terutama dalam Ekaristi, terlaksana karya penebusan kita (SC 2). Ekaristi tidak hanya menjadi pusat seluruh liturgi Gereja, tetapi juga menjadi sumber dan puncak kehidupan Gereja (LG 11). Di sini Ekaristi tidak bisa dipisahkan dari seluruh bidang kehidupan kristiani dan spiritualitas hidup Gereja.

3.    Kesimpulan
Konsili Vatikan II menyatakan bahwa Kristus adalah sakramen cinta kasih, lambang kesatuaan ikatan cinta kasih (SC 47). Ekaristi yang menghadirkan kurban salib Kristus itu disebut juga sakramen.
Sakramen melambangkan misteri Kristus yang menyelamatkan manusia. Semua sakramen Gereja, terlebih Ekaristi merupakan pewartaan sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus sekaligus menghadirkan apa yang diwartakan itu. Ekaristi merupakan perayaan misteri Kristus dalam seluruh sejarah manusia, dulu, sekarang dan yang akan datang.

1 komentar:

  1. If you're trying hard to lose pounds then you need to jump on this totally brand new personalized keto meal plan.

    To create this service, licenced nutritionists, personal trainers, and professional chefs have joined together to develop keto meal plans that are useful, suitable, price-efficient, and enjoyable.

    Since their first launch in January 2019, hundreds of people have already remodeled their figure and health with the benefits a great keto meal plan can give.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-tested ones given by the keto meal plan.

    BalasHapus