1.
Pengertian
Misteri
Secara filosofis
misteri menunjukkan kebenaran yang tak terselami dan tak termasuki. Kata ini
digunakan untuk melukiskan pengetahuan tentang “ada” yang tidak digerakkan,
penggerak yang tidak digerakkan. Sementara dalam Kitab Suci, misteri dipahami
sebagai sebuah pewahyuan tersembunyi tetapi terbuka kepada semua dan hal
tersembunyi ini diyakini sebagai pemberian dari Allah kepada manusia sebagai jawaban
atas panggilan.
Ada tiga elemen penting
berkaitan dengan kata “misteri” dalam Dan. 2:14-49,
yakni: Allah sebagai pemilik misteri yang diwahyukan, wahyu dari misteri
mengimplikasikaan sebuah bahasa simbol di mana intelligensi bisa datang dari
atas, dan pengenalan maksud misteri mengandaikan manusia sebagai mediasi. Dari
beberapa pemahaman tentang misteri di atas, dapat disimpulkan bahwa misteri
selalu dimaksudkan sebagai sebuah rahasia yang diperuntukkan, diekspresikan
dalam bahasa simbol, dan hanya Allah yang sanggup menyingkapnya melalui
penghadiran-Nya.
2.
Aspek
Misteri dalam Sakramen
2.1
Liturgi:
Gereja Merayakan Misteri Karya Penebusan
Setiap perayaan liturgi
merupakan karya Kristus selaku kepala dan karya Gereja sebagai tubuh-Nya.
Perayaan liturgi ini merupakan tindakan Kristus dan Gereja yang paling utama
dan kudus. Kegiatan liturgi Gereja menjadi begitu penting karena merupakan
pelaksanaan misteri karya penebusan manusia, yang bukan saja di masa lalu,
tetapi juga untuk sekarang dan yang akan datang. Selain dari itu, di dalam dan
melalui kegitan liturgi, manusia dikuduskan dan Allah dipuji, sebab liturgi itu
merupakan ungkapan iman dalam bentuk perayaan.
Gereja juga merayakan
misteri penebusan Kristus melalui liturgi, khususnya dalam perayaan liturgi Ekaristi.
Melalui liturgi ini seluruh umat beriman mengungkapkan misteri penyelamatan
Kristus dan merupakan hakikat Gereja, yang bersifat manusiawi dan Ilahi,
kelihatan namun penuh kenyataan yang tak kelihatan. Melalui perpaduan ini,
Gereja (umat Allah) diarahkan dan diabdikan kepada yang ilahi. Dengan demikian
melalui perayaan liturgi setiap hari, umat Allah dalam Gereja menjadi Kenisah
Suci, kediaman Allah dalam roh (Ef. 2:21-22) dan mencapai kepenuhan dalam
Kristus (Ef. 4:13).
2.2
Liturgi:
Aneka Macam Kehadiran Misteri Kristus
Seluruh misteri
kehidupan dan keselamatan Yesus Kristus dirayakan Gereja dalam liturgi, seperti
dalam liturgi sabda, Ekaristi dansakramen-sakramen lainnya.
a.
Liturgi
Sabda
Dalam perayaan liturgi
sabda, Kristus hadir di tengah umat lewat sabda Kitab Suci, yang adalah Sabda
Tuhan sendiri. Sabda itu hadir secara nyata untuk keselamatan umat beriman.
Melalui sabda, misteri Allah dinyatakan dan menyatakan diri kepada umat Allah.
Sabda Allah yang diwartakan dalam perkumpulan umat adalah tanda kehadiran Allah
di tengah-tengah mereka, dan merupakan suatu cara kehadiran Allah yang misteri
itu (bdk. Kel. 19:24).
Liturgi sabda merupakan
bagian pertama dari perayaan Ekaristi setelah ritus pembuka. Dengan demikian,
ada suatu kecenderungan untuk memisahkan liturgi sabda dari liturgi Ekaristi,
sehingga kurang tampak hubungan yang antara keduanya. Konsili Vatikan II
memandang bahwa sebenarnya seluruh perayaan Ekaristi adalah perayaan Sabda
Allah yang memiliki daya kekuatan untuk mengajar, mencipta, mewujudkan Diri dan
menjelama di antara kita selama perayaan berlangsung.
b.
Liturgi
Ekaristi
Ekaristi sebagai
perayaan pertama-tama adalah perayaan seluruh Tubuh Mistik Kristus, yakni
kepala dan para anggota-Nya (bdk. SC 7). Dengan kata lain, subyek perayaan
Ekaristi adalah Yesus sendiri dan Gereja-Nya. Subyek menunjuk siapa yang
merayakan Ekaristi. Yang merayakan adalah Kristus (dalam diri imam) dan bersama
seluruh Gereja.
Ekaristi sebagai
tindakan kehadiran Kristus, dirayakan bersama seluruh Gereja. Itu berarti
seluruh Gereja juga menjadi subyek atau pelaku perayaan Ekaristi yang
sungguh-sungguh, tetapi selalu karena Kristus, di dalam Kristus dan bersama
Kristus.
c.
Sakramen-sakramen
Lainnya
Sakramen-sakramen
(Baptis, Ekaristi, Krisma, Tobat, Pengurapan orang sakit, Imamat dan
perkawinan) merupakan misteri Tuhan yang menyelamatkan. Sakramen-sakramen ini
adalah perbuatan penyelamatan Kristus yang diberikan kepada manusia dan dunia.
Dalam ketujuh sakramen itu, misteri Kristus sebagai penyelamat hadir dan nyata
dalam diri pelayan (bdk. SC 2,6,7,45).
Ketujuh sakramen yang
dirayakan Gereja dalam liturgi ini bermuara, mengarah, dan berpusat pada
sakramen Ekaristi. Forma dan materia dalam setiap sakramen merupakan tanda
penghadiran Kristus sendiri.
2.3
Liturgi
Ekaristi sebagai Sumber, Pusat, dan Puncak Misteri Kehadiran Kristus
Diskusi mengenai
kehadiran Kristus dalam Gereja berkembang amat lambat dan lama. Gereja perdana
dengan sangat jelas dan sadar meyakini bahwa Tuhan Yesus Kristus tetap hadir
dan menyetai Gereja-Nya. Ia hadir di tengah jemaat-Nya, sebab dimana dua atau
tiga orang berkumpul atas nama-Nya, di situ Yesus ada ditengah-tengah mereka
(Mat. 28:20). Namun, Gereja perdana sejak awal sudah menyadari kehadiran
Kristus secara khusus dan istimewa dalam Ekaristi. Sewaktu Yesus duduk makan
dengan para murid, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya
dan memberikan kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun
mengenal dia ... (Luk. 24:30-31).
Sesudah abad
pertengahan sampai awal abad ini (Abad 20) terjadi penyempitan refleksi misteri
kehadiran Kristus yang hanya difokuskan pada kehadiran-Nya dalam rupa roti dan
anggur yang dikonsakrir menjadi tubuh dan darah-Nya. Oleh sebab itu, teologi
abad XX dalam Konsili Vatikan II kembali menegaskan aneka ragam cara kehadiran
misteri Kristus.
Dalam SC 7 dikatakan, “Untuk
melaksanakan karya sebesar itu, Kristus selalu mendampingi Gereja-Nya, terutama
dalam kegiatan-kegiatan liturgis. ... disitulah Aku berada di anatara mereka
(Mat18:20). Dari kutipan ini, dikatakan bahwa Yesus Kristus sendiri hadir dalam
perayaan liturgi dan secara istimewa dalam perayaan Ekaristi. Di situ, Yesus hadir
dalam diri pelayan lirturgi (imam) dan terlebih hadir dalam korban Ekaristi
sendiri yang terwujud dalam rupa roti dan anggur.
Konsili Vatikan II memandang
Misteri Ekaristi sebagai pusat seluruh
liturgi (bdk. SC 6). Sebab melalui liturgi, terutama dalam Ekaristi, terlaksana
karya penebusan kita (SC 2). Ekaristi tidak hanya menjadi pusat seluruh liturgi
Gereja, tetapi juga menjadi sumber dan puncak kehidupan Gereja (LG 11). Di sini
Ekaristi tidak bisa dipisahkan dari seluruh bidang kehidupan kristiani dan
spiritualitas hidup Gereja.
3.
Kesimpulan
Konsili Vatikan II
menyatakan bahwa Kristus adalah sakramen cinta kasih, lambang kesatuaan ikatan
cinta kasih (SC 47). Ekaristi yang menghadirkan kurban salib Kristus itu
disebut juga sakramen.
Sakramen melambangkan
misteri Kristus yang menyelamatkan manusia. Semua sakramen Gereja, terlebih
Ekaristi merupakan pewartaan sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus sekaligus
menghadirkan apa yang diwartakan itu. Ekaristi merupakan perayaan misteri
Kristus dalam seluruh sejarah manusia, dulu, sekarang dan yang akan datang.
If you're trying hard to lose pounds then you need to jump on this totally brand new personalized keto meal plan.
BalasHapusTo create this service, licenced nutritionists, personal trainers, and professional chefs have joined together to develop keto meal plans that are useful, suitable, price-efficient, and enjoyable.
Since their first launch in January 2019, hundreds of people have already remodeled their figure and health with the benefits a great keto meal plan can give.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-tested ones given by the keto meal plan.